Ajaib sekali orang-orang itu, mereka hanya berlalu sembari menertawakan tiada henti tanpa berusaha untuk mengingatan masalah yang disepelekan. Terutama mengenai arah kiblat, memang jelas disana tidak terdapat tanda-tanda mengenai kemana arah itu berada. Tapi nyatanya, membiarkan satu orang itu tetap melanjutkan ibadah shalatnya dengan kiblat terbalik tanpa memberikan saran dan arahan bahwa kiblatnya salah, lantas mereka pasang muka terheran-heran, berbisik kanan kiri, mencibir, kemudian beralu begitu saja melanjutkan aktivitas yang sempat terhenti ketika melihat kejadian yang mungkin mereka anggap aneh, salah dan tidak sesuai.
Hei !!! kalaupun kalian merasa hal tersebut salah adanya, kenapa kalian tidak bergegas memberhentikannya????? mungkin karena otak manusia itu keterlaluan pintarnya sehingga malas mengucurkan pertolongan-pertolongan kecil.
Sadar juga tidak, malah keterlaluan sindirannya, cibirannya-pun mulai dikuadratkan.
Sadis.
Hal ini benar terjadi disebuah universitas tempat saya menimba
ilmu disana. Keterlaluan sudah mereka yang diberikan Tuhan akal pikiran
nyatanya tidak menggunakannya. Padahal sesama umat beragama. Satu umat pula.
Apa salahnya coba untuk saling mengingatkan. Kenyatanya agama inipun memang
mewajibkan untuk saling mengingatkan.
Saya tidak akan menjelaskannya secara detail tentang siapa dan
bagaimana seseorang yang tidak tahu persis bahkan baru pertama kalinya
menginjakkan kaki dimushola tersebut. Yang menjadi bahasan tentang paham keliru
kali ini adalah mengapa pada jaman sekarang keadaan buruk semakin tidak
ditindalanjutkan, semakin tidak ditegur, dibiarkan sok tidak tahu, bungkam.
Sementara kebaikan-kebaikan yang menerus semakin ditinggalkan, semakin dilepaskan,
menguap tanpa bekas.
"Ya Tuhan, Semakin dekat sudah zaman kehancuran akhlak mengurai,
terjurai tanpa batas saling meletup-letupkan. Termasuk jugakah hamba pada golongan-golongan tidak
peduli?"
Oh,
my dear.. mari renungkan mengenai kejadian diatas. Apakah kita juga termasuk
pada golongan-golongan tidak perduli untuk saling mengingatkan? lantas yang
mengetahui keadaan pastinya hanyalah hati kita sendiri berikut Tuhan yang
selalu mengawasi.

2 komentar:
gw musti mengaku klw kadang ngeliat hal yg tidak pada tempatnya masih merasa 'tidak enak' untuk mengingatkan, takut di bilang sok tahu, takut mengganggu, dll. Tapi klw mengingatkan utk kebaikan beribadah sperti ini gw juga berani utk mengingatkan....
By: JAMES BEN 007
Semua orang butuh sekali untuk "dianggap bahkan diperhatikan" tapi sebagian mereka terlalu lupa untuk mengurusi urusan2 orang lain, sebagian lagi ada yang hanya mengurusi urusan2 dikepalanya masing-masing.
Posting Komentar