Surat Percakapan (Masa Depan)


Ini adalah Surat kedelapan buatmu wahai calon yang tertulis pada Lauhul Mahfudz. Mungkin buatmu, ini terdengar konyol. Tapi seandainya kau tahu, tidak hanya aku seorang yang memmiliki mimpi bercakap-cakap dengan makhluk yang nantinya dikirim Tuhan untuk mencintaiku setiap hari. Lalu dikirimkan lagi seorang malaikat kecil untuk menghimpun tautan kebahagiaan kita kelak. Ada jutaan wanita yang dalam benaknya bermimpi demikian.

Adakah kau disana sedang dalam perjalan sedekat jutaan hastaku,
atau ribuan?
Ratusan lagi?
Atau kalau kalau ternyata tinggal puluhan.
Ya, semoga kau datang disaat memang tepat waktunya.



Kau tahu, kini aku tengah belajar memantaskan diri untukmu, kau tak mungkin mau kan.... hidup dengan wanita yang tak bisa memasak makan pagi, aku yang akan menyiapkan bekal siang kerjamu, menunggu kau pulang sambil memasak makanan penuh nutrisi dan gizi yang cukup untuk memenuhi tingkat kebutuhan kalorimu setiap harinya.

Kau pasti akan lelah setiap pulang kerjanya, kau pasti sangat ingin terbaring sembari ku rawat hingga kau tak lagi merasakan lelahnya selepas siang nanti. Tentunya kau mendambakan rumah yang bersihnya bisa kau gunakan untuk bersenda gurau dengan malaikat kecil kita dilantai, atau main kejar-kejaran hingga salah satunya malah tertidur lelap penuh kebahagian.

Aku yang akan membersihkan pakaianmu hingga terlihat terawat. Melepaskan sepatumu sekembali pulang kemudian membersihkan kakimu sebelum masuk kedalam rumah. Aku yang akan meminta kau utk melibatkan diri bersama mendidik malaikat kita.
Aku tahu bahwa laksana “Mimpi dengan “Kenyataan nanti akan sulit bertautnya, tapi aku akan berusaha demi Kita.

Kau pasti tertawa geli melihat tingkahku seperti yakin angin-anginan. Dengarlah sejenak, aku tidak sedang membercandai keadaan ini. Kau tahu kan, hobi baruku kali ini adalah memasak? ah, pasti kau dengar sepintas. Lalu mengatakan keren atas masakanku tanpa kau berusaha mencobanya. (haduuuuhhh maaf maaf, bagaimana bisa kau mencobanya. toh letak kita saling masih berjauhan seberapa hasta lagi sih? aku yang selalu penasaran menanyai keberadaanmu, kesiapanmu...)



Tidak ada komentar: