Investasi BODONG


Kelas menengah di Indonesia tumbuh pesat beberapa tahun terakhir. Itu berarti lebih banyak keluarga yang punya uang. Dan salah-satu tabiat uang adalah: berkembang biak. Maka, lumrah sekali jika berbagai tawaran investasi yang mengaku bisa memberikan hasil atau bunga tinggi ada di mana-mana. Di gang-gang, di kantor, di angkutan umum, di hotel, banyak yang menawarkan kesempatan investasi. Dan semua menjanjikan return tinggi.

Hingga kemudian kita dikagetkan oleh: investasinya ternyata bodong, pengelolanya kabur. Nah, saya bukan mau nakut-nakutin my dear pembaca blog, tapi ini sudah jadi rahasia umum pelaku, praktisi investasi macam ini, bahwa yang terlihat, ketahuan, dan heboh di televisi, itu cuma potongannya saja, lebih banyak kasus investasi bodong yang tidak ketahuan, karena korbannya enggan melapor ke polisi--toh, uang juga nggak balik, tdk membantu banyak, atau korban terlanjur malu karena ketipu, atau sekadar menguap begitu saja diantara hingar bingar bisnis misterius ini.

Berikut akan saya tuliskan beberapa tips super penting jika kalian ingin mencemplungkan diri bermain-main dengan tawaran investasi, apapun itu bentuknya, entah mengaku-ngaku syariah atau tidak, investasi emas, MLM, jual-beli daging, jual beli sembako, koperasi, dsbgnya yang mewajibkan kalian menyetor uang, lantas dijanjikan return/bunga sekian persen setiap bulan.

Here we go:

1.     Angka 2% adalah angka penting.

Selalu ingat, jika ada tawaran investasi yang menjanjikan bunga 2% setiap bulan, bahkan lebih, maka berhati-hatilah (berarti 24% per tahun). Angka ini secara psikologis adalah batas masuk akal atau tidak masuk akal sebuah tawaran bisnis/investasi. Hei, kalau orang2 itu memang bisa menjamin 2% per bulan atau lebih, konsisten bertahun-tahun memberikan imbas hasil setinggi ini, maka orang2 ini sungguh bisa menyelamatkan krisis ekonomi Eropa, saya tidak sedang bergurau, mereka ini bahkan bisa menyelamatkan krisis ekonomi jenis manapun. Oleh karena itu, apapun hitung2an yang mereka berikan, semua ilustrasi yang hebat itu, berhati-hatilah, terlalu banyak hal di dunia ini yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

2.     Fisik investasi.
Bahkan dalam kasus transaksi jual beli saham, fisik saham itu ada. Ini harus dipahami oleh pelaku investasi. Memang benar saat transaksi di bursa efek, kita tidak melihat sahamnya, hanya display di komputer, tapi regulasi, otoritas yang mengawasi membuat fisik saham itu memang ada. Kertas2 saham itu disimpan oleh kustodian--lembaga yang ditunjuk. Kalian bisa melihatnya kalau mau.

Nah, jika dalam transaksi kertas saja, sahamnya ada secara fisik, apalagi kalau investasi emas misalnya. Jangan mau transaksi jual beli emas kalau kalian tidak membawa pulang itu emas ke rumah. Kalau yang menawarkan investasi berbusa bilang mereka bermain di bursa berjangka, dsbgnya, tanyakan di mana emas itu disimpan? Siapa yang mengawasi, lembaga apa yang mengawasi? Cari di google, cek nama-nama perusahaan yang mereka sebutkan. Penipu itu jago sekali mengarang, tapi mereka tidak bisa menciptakan kelinci dari udara kosong. Kecuali bagi orang-orang yang memang tidak mau peduli, dan pasrah mudah sekali ditipu. Nah, dalam jenis investasi apapun, MLM terutama, tanyakan, mana barangnya? Mana fisiknya? Kalaupun ada, pastikan semua masuk akal. Bukan cuma barang-barang yang justeru memaksa kita terus membeli. Bukan tiap bulan ganti produk, ganti sistem, dsbgnya.

3.     Klaim syariah.
Salah-satu trik investasi bodong adalah mengaku-ngaku syariah. Wuih, memangnya kalau dibilang syariah jadi benar? Kalau ada fatwa MUI jadi oke? Nah, yang lebih rumit lagi, tidak banyak orang yang paham soal transaksi syariah, jadilah penjelasan2 selintas lalu, apalagi dengan simbol2 agama, langsung diaminkan saja oleh calon investor, lupa kalau transaksi yang mereka hadapi lebih kejam dan lebih jahat dibandingkan transaksi konvensional zero-sum game (pasti ada pihak yang rugi, kalau ada pihak yang untung). Maka, selalulah bertanya ke orang-orang yang paham transaksi syariah sebelum bergabung ke investasi tersebut. Baca-baca tentang jenis transaksi syariah, pelajari hakikatnya. Misalnya: jual beli itu memang halal, dihalalkan oleh kitab suci, tapi jual beli yang penuh kelicikan, rekayasa, atas barang yang tidak ada, nanti dulu, enak saja kalau tetap halal.

4.     Kapasitas investasi.
Sebuah warung baru di jalan tertentu. Laris sekali oleh pengunjung. Pokoknya keren banget, itu karena dia baru berdiri di warung tersebut. Boleh jadi pemilik warung untung besar. Nah, dalam sistem ekonomi terbuka, dengan segera warung-warung lain akan meniru kesuksesan warung tersebut. Juga muncul warung2 lain dengan konsep yang sama. Selalu begitu. Yang pada akhirnya membuat keseimbangan baru, keuntungan si warung baru yang keren tadi mulai berkurang. Selalu ada kapasitas dalam investasi. Tidak ada investasi yang berapapun uang yang kalian berikan, tetap kami terima, tetap sama keuntungannya. Omong kosong. Bahkan negara saat menerbitkan surat hutang (sejenis obligasi), tetap ada angka plafon paling atas, meskipun subscribe atau pemesan surat hutang itu berkali-kali lipat. Gila sekali urusannya kalau negara boleh menerbitkan hutang semaunya saja, sesuai permintaan investor, bisa jebol saat melakukan pembayaran bunga, dan mencicil pokoknya kepada pemegang surat hutang (investor).


5.     Ramai bukan berarti aman.

Nah, kalaupun seluruh tetangga kita ikut tawaran investasi tersebut, hei, bukan berarti otomatis pasti aman. Ayolah, banyak pejabat, petinggi, orang2 pintar yang tertipu oleh investasi ini. Kalau mereka ikutan, ada nama mereka di daftar investor, bukan berarti aman--lah, mereka saja tertipu. Kalau kantornya terlihat mentereng, kinclong, bukan berarti aman. Selalu-lah pastikan, kita paham apa bisnisnya, apa tawaran investasinya, bukan karena melihat antrian, kantor, dsbgnya. 

Terakhir, jika kalian memang punya uang, maka saran saya, daripada sibuk terlibat dalam transaksi investasi, maka akan lebih keren jika memulai bisnis real sendiri. Sebagai catatan, tingkat imbas hasil Sukuk Ritel kita (surat hutang negara syariah) hanya ada di angka 6% per tahun. Hanya sebesar itulah jika kalian mau investasi yang insya Allah benar2 syariah dan aman. Maka, kalau ngiler pengin dapat untung 30% per tahun, mulailah berbisnis nyata, berdagang, bikin salon, bikin toko, dsbgnya. Itu bahkan bisa 100% per tahun kalau jitu strateginya. Lantas bersiap terus kreatif karena pesaing pasti segera meniru, dan keseimbangan kembali terbentuk.

Semoga bermanfaat.

Sumber Tulisan
https://www.facebook.com/notes/darwis-tere-liye/investasi-bodong/522462204471019

Tidak ada komentar: